Selamat membaca....
MTari Margapati, Bali
Tari Margapati, Bali.
Sejak muncul ekspresi musikal dari Gong Kebyar pada tahun 1914 di Desa Bungkulan, Bali, seni kekebyaran terus hidup penuh gairah dan turut melahirkan beragam tari-tarian kekebyaran. Selain Tari Kebyar Duduk dan Tari Oleg Tamulilingan karya I Ketut Marya yang dikatakan sebagai tonggak dan pelopor seni kebyar, ada banyak lagi tari kekebyaran, salah satunya adalah Tari Margapati. Tercipta pada tahun 1942 sebagai karya dari legenda seniman Bali, I Nyoman Kaler.
Tarian tunggal yang disusun dengan memadukan koreografi gaya Bali Utara dan gaya Bali Selatan ini termasuk jenis tari putra keras yang lebih cenderung mengekspresikan karakter keras laki-laki.
Uniknya, tarian ini lebih sering dibawakan oleh penari putri dengan gerak-gerakan tangan dan kaki yang tegas menyerupai gerak seorang lelaki. Oleh karena itu, Tari Margapati juga digolongkan sebagai tari babancihan, seperti halnya Tari Panji Semirang dan Tari Trunajaya.
Pengertian Istilah Margapati
Perihal namanya, Margapati merupakan gabungan dua kata, “marga” dan “pati”. Setidaknya ada dua makna dari gabungan dua kata tersebut untuk mewakili apa yang tersaji dalam tarian ini. Pertama, marga sama dengan margi yang berarti jalan, dan pati berarti mati. Pendapat yang kedua ; marga berasal dari istilah mrega yang berarti binatang, dan pati berarti kematian.
Tari Margapati sendiri lebih menggambarkan gerak-gerik sang raja hutan yang siap membinasakan mangsanya.
Struktur Gerakan Tari Margapati
Sebagai tari Bali, struktur gerak Tari Margapati menggunakan dasar-dasar yang digunakan dalam tarian Bali, yakni Agem, Tandang dan Tangkep. Agem merujuk pada gerak pokok yang tidak berubah-ubah, Tandang mewakili perpindahan satu gerakan pokok ke gerakan pokok lainnya.
Sementara itu, Tangkep adalah mimik sebagai bentuk penjiwaan yang dipancarkan wajah. Dalam Tangkep, dikenal encahcerengu yakni perubahan mimik, dan maniscerengu yakni senyum sambil mendelikkan mata.
Rangkaian Gerak Tari Margapati :
- Mungkah lawang, kedua tangan ditarik ke samping perlahan-lahan sampai serong mata dan serong susu.
- Ngeluk nagasatru, kedua tangan berputar ke jurusan dalam dan tangan kanan menepuk kampuh di dada.
- Leher ngilek ke samping dan nyeledet ke samping kanan dua kali. Diulang tiga kali angsel gong baru berubah.
- Tetanganan ngeluk nagasatru dan tangan kanan nyelek sipah.
- Ngurat daun, pandangan mata menoleh ke pojok kiri tengah dan pojok kanan.
- Gandangarep, berjalan ke muka disertai dengan pandangan ngurat daun dan Gandanguri, berjalan ke belakang tangan nyelek sipah.
- Ngeluk nagasatru dan tangan kanan nepuh kampuh di dada.
- Gandangarep dengan kedua tangan berlenggang sambil ngurat daun menoleh serong kiri tengah dan serong kanan terus gandanguri
- Tampaksiring nyilat tangan luk ngelimat serta melangkah ditempat tiga kali dan disertai nerajang kiri kanan.
- Gerakan kaki ngayung metanjek bawak berulang-ulang tiga kali.
- Agem kiri ngengget ke kanan dan ke kiri dan miring ke kanan.
- Metanjek bawak tiga kali dengan agem kanan.
- Jelatik nuwut pahpah miring ke kiri dan miring ke kanan.
- Ngengget ke kiri dan ke kanan sambil melangkah ke depan dua kali.
- Ngelung kiri kanan dengan kaki nyeregseg bergetar cepat.
- Tetanganan ngumad ke kiri dan metanjek bawak dua kali pada kaki kanan.
- Ngumbang ombak segera berjalan putar ke belakang dan ke muka seperti ombak laut.
- Ngagem kanan sambil segut ngocak dua kali dan dioper ke agem kiri. Berturut-turut tiga kali angsel gong.
- Ngumbang lagi sekali berjalan maju dan mundur serta metanjek nandang.
- Metanjek panjang dan nyakupbawa yang menandakan tarian sudah selesai
Tata Busana dan Musik Pengiring Tari Margapati
Dalam hal tata busana, bagian atas penari digunakan udeng pepandekan dan memakai badong. Busana dalam menggunakan tapih dan sabuk stagen, sedangkan busana luarnya menggunakan kamen dan sabuk prade, gelangkana dan ampok-ampok.
Sebagai tari kekebyaran, pada dasarnya tarian ini menggunakan iringan gamelan Gong Kebyar sebagai pengiring tari.
Namun dalam perkembangannya, ada juga jenis Gamelan Bali lain yang juga digunakan untuk mengiringi Tari Margapati, seperti gamelan Semar Pegulingan, Angklung Klentangan dan lain-lain.